• Home
  • Education
  • Anisometropia: Amankah Perbedaan Refraksi Mata Kanan Dan Kiri?
Image

Anisometropia: Amankah Perbedaan Refraksi Mata Kanan Dan Kiri?

Perbedaan refraksi mata yang umum terjadi dan kita kenal adalah rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi) dan silinder (astigmatisme). Selain ketiga kelainan refraksi tersebut ternyata masih ada kelainan lainnya, loh. Kedua kelainan refraksi itu adalah presbiopi (mata tua) dan anisometropia. Untuk istilah prebiopi, Sobat Djava pasti sudah tidak asing dengan kelainan rekfraksi satu itu. Lalu bagaimana dengan anisometropia? Simak penjelasannya sampai akhir agar dapat keseluruhan insight-nya, ya Sobat Djava! ^^

Artikel Terkait: Anisometropia: Saat Mata Kanan dan Kiri Beda Kelainan Refraksi

Apa Yang Dimaksud Anisometropia?

Anisometropia atau biasa disebut dengan gangguan refraksi pada mata yang berupa adanya perbedaan tajam penglihatan pada kedua mata. Gangguan refraksi diartikan sebagai gangguan penglihatan menjadi blur (kurang jelas)  atau ganda yang murni diakibatkan oleh ketidakmampuan mata membiaskan cahaya agar jatuh tepat pada retina.

Hampir setiap penderita anisometropia berupa kelainan refraksi memiliki perbedaan refraksi mata yang berbeda antara mata kanan dan kirinya. Namun, jika perbedaan keduanya kecil, hal itu merupakan kondisi yang wajar dan tidak masuk dalam anisometropia. Sebaliknya, jika perbedaannya sangat signifikan, hal tersebut baru bisa dikategorikan sebagai jenis kelainan refraksi ini.

Misalnya mata kanan mengalami miopia, sementara mata kiri mengalami hipermetropi. Mata kanan hipermetropi, mata kiri astigmatisme. Atau mata kanan miopia dengan minus besar, mata kiri normal.

Baca Lebih Lanjut: Anisometropia: Saat Mata Kanan dan Kiri Beda Kelainan Refraksi

Bagaimana Gejala Anisometropia?

Anisometropia pada  umumnya dapat disertai dengan gejala maupun tidak. Setiap orang yang mengalami hal ini tidak sama satu dengan lainnya alias memiliki perbedaan refraksi mata. Jika ada, gejala anisometropia berupa gangguan penglihatan ringan seperti agak blur, namun tidak dirasakan terlalu parah. Namun, ada beberapa orang lainnya yang mengalami gejala yang lebih parah, seperti blur yang dirasa lebih parah tapi hanya pada salah satu mata, penglihatan yang berpindah-pindah, pandangan ganda, atau kebutuhan memicingkan mata yang berlebih saat melihat suatu objek. Gejala pada gangguan mata ini harus dibantu dengan medis untuk memastikan lebih lanjut.

Jenis-Jenis Anisometropia

Beberapa ahli mengklasifikasikan gangguan anisometropia menjadi dua kategori, yaitu ringan dan berat. Anisometropia dianggap ringan jika terdapat perbedaan kelainan refraksi antara kedua mata kurang atau sama dengan 2 dioptri dan akan dianggap berat apabila perbedaan kelainan refraksi antara kedua mata lebih dari 2 dioptri. Selain pembagian tersebut, ada pula pembagian jenis anisometropia yang lebih  rinci: absolut dan relatif. Absolut terdiri atas tiga tipe: simplecompound, dan mixed. Lalu pada  jenis anisometropia relatif terdiri atas dua tipe: simple dan compund.

Baca Juga: SEMARAK IDUL ADHA: Get Discount Up To 18% and Special Gift di Djava Optik Manukan!

1. Anisometropia Absolut

Anisometropia ini menitikberatkan pada perbedaan kemampuan pembiasan antara mata kanan dan mata kiri, lalu kemudian dibagi menjadi 3 bagian:

  • Absolut Sederhana (simple), yaitu adanya perbedaan kelainan refraksi yang terjadi apabila ada salah satu mata normal tetapi mata lainnya mengalami miopia (rabun jauh) atau hipermetropi (rabun dekat).
  • Absolut Gabungan (compound) merupakan anisometropia yang perbedaan kelainan refraksi jika kedua mata sama-sama mengalami miopia atau hipermetropi, tetapi ukuran minus atau plus berbeda.
  • Absolut Campuran (mixed) diartikan sebagai adanya perbedaan  refraksi mata jika salah satu mata mengalami miopia sedangkan mata lainnya mengalami hipermetropi.
2.Anisometropia Relatif

Jenis anisometropia ini ditandai dengan adanya kelainan refraksi silinder (astigmatisme) dengan perbedaan axis antara mata kanan dan mata kiri.

    • Relatif Sederhana (Simple) yaitu adanya perbedaan kelainan refraksi yang terjadi karena  salah satu mata normal tetapi mata lainnya rabun jauh atau dekat, disertai dengan mata silinder (astigmatisme).
    • Relatif Gabungan (Compound) yaitu timbulnya  perbedaan kelainan refraksi yang ditandai dengan adanya kedua mata mengalami astigmatisme dengan axis (ukuran) berbeda.

Baca Lebih Lanjut: Fishing Eye Syindrome: Bagaimana Cara Mengobatinya?

Gejala Anisometropia

Anisometropia bisa dideteksi lebih dini jika orang yang mengalami masalah mata ini cukup peka terhadap penglihatannya. Umumnya, gejala anisometropia ditandai dengan adanya hal-hal berikut ini:

  • Penglihatan lebih kabur atau buram pada salah satu mata. Ini terjadi karena adanya kelainan refraksi atau ketidaksamaan kondisi mata kanan dan mata kiri.
  • Objek tampak berbeda ukuran antara melihat dengan mata kiri dan melihat dengan mata kanan. Kondisi ini terjadi karena mata kanan dan kiri mengalami gangguan penglihatan yang berbeda, entah itu silinder dan minus, plus dan minus, atau plus dan silinder.
  • Mata terasa lebih cepat lelah apalagi jika digunakan untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus mata, misalnya membaca, menonton, atau bekerja di depan komputer.
  • Anisometeropia juga ditandai dengan timbulnya rasa nyeri pada kedua atau salah satu mata. Hal  ini dikarenakan mata tegang sehingga mata bekerja  lebih keras.
  • Penglihatan ganda atau berbayang juga akan dialami oleh penderita anisomtropia, khususnya jika kelainan refraksinya berupa mata silinder. Penglihatan silinder mengakibatkan objek yang dilihat menjadi ganda atau berbayang terlebih saat digunakan  untuk beraktivitas malam hari.

Pada fase awal, gejala-gejala di atas umumnya tidak terasa. Sedangkan pada kondisi yang lebih parah, gejala lain bisa muncul, misalnya: sakit kepala atau pusing, mual, dan kelelahan.

Artikel Serupa: Gejala Anisometropia, dari Sakit Kepala hingga Penglihatan Ganda

Penyebab Anisometropia

Pada umumnya masalah mata berupa anisometropia bersifat kongenital. Artinya, gejala timbulnya anisometropia terjadi pada saat pertumbuhan mata, kekuatan refraksi kedua mata perkembangannya berbeda. Namun, kondisi mata anisometropia bisa juga terjadi  karena adanya  faktor genetik atau keturunan.

Anisometropia disebabkan oleh hal-hal di bawah ini:

  • Faktor Bawaan. Faktor genetik atau keturunan merupakan salah satu penyebab orang mengalami anisometropia. Orang tua yang mengalami kelainan refraksi serupa, biasanya juga menurun kepada anaknya.
  • Faktor Kongenital. Dalam masa pertumbuhan mata, kekuatan refraksi kedua mata tidak berkembang sama. Itulah yang akhirnya menyebabkan adanya perbedaaan gangguan pada kedua mata.
  • Didapatkan. Selain kedua faktor di atas, anisometropia bisa juga terjadi karena adanya hal lain, misalnya: akibat cedera seperti cedera mata saat menjalani operasi katarak atau operasi lensa mata.

Baca Lebih Lanjut: Beragam Kelainan Refraksi Mata yang Perlu Anda Ketahui

Jadi gimana nih Sobat Djava? Sekarang sudah mengerti mengenai istilah anisometropia dan juga penyebabnya kan? Jika kalian mengalami hal tersebut, jangan segan untuk mendatangi dokter mata agar segera mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga kondisi mata tidak semakin parah, ya, Sobat Djava.

Alamat Toko Offline Djava Optik:

Jl. Nginden Semolo No. 101 Kavling 12 Surabaya

Jl. Manukan Tengah No.115 A Surabaya

Jam Operasional:

Buka Setiap Hari Senin-Minggu

Djava Optik Nginden Pukul 08.00 s/d 22.00 WIB

Djava Optik Manukan Pukul 09.00 s/d 21.00 WIB

WA Optik Djava Offline:

+62 851-7682-1720 (Store Nginden)

+62 851-7318-5249 (Store Manukan)

Don’t forget to follow our media social. Find your best glasess at:

Instagram

Tik Tok

SHARE THIS POST

Leave a Reply

Shopping Cart
×

 

Hi!

Jika ada yang perlu ditanyakan silahkan klik kontak dibawah.

×